Tuesday, June 21, 2005

guru2 SD ku yang aneh dan lucu

Sungguh lucu rasanya jika kita kembali ke masa silam, mengingat kembali kenangan kita bersama sesorang yang mungkin kita sudah lama lupakan, seperti misalnya guru SD kita. Mungkin kalian bertanya-tanya, "buat apa nginget-nginget masa kita sering dijewer dan dijemur dilapangan?", yah... itu kejadian yang umum terjadi pada saat SD dulu. Minimal dua kali seminggu dijewer dan dijemur ditengah-tengah lapangan upacara lantaran melakukan kebodohan-kebodohan yang sebenarnya tak perlu dilakukan. Mungkin itu hanya sebuah cara untuk menunjukkan jati diri sebagai seorang anak laki-laki. Kebandelan seorang anak SD mungkin tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan "kenakalan" seorang dewasa, seperti korupsi misalnya, tapi tetap saja dapat membuat pusing guru-guru di SD dahulu.

Masih gua ingat dengan jelas kasus "pemotongan tiang bendera upacara" yang gua lakukan. Meskipun sebenarnya kejadian itu terjadi "tanpa sengaja"(versi gua tentunya..). Saat itu gua hanya ingin mengetes, apakah benar gergaji triplek yang mungil dan tipis benar-benar dapat memotong sesuatu selain kayu triplek. Maka ditentukanlah korbannya, yaitu tiang bendera dilapangan upacara, sebuah benda yang terbuat dari pipa besi paralon (yang biasa dibuat untuk dijadiin pipa air) adalah satu-satunya benda yang dapat dipikirkan saat itu, dan ditambah dengan pertaruhan makan es mambo seharga Rp.100,00 dengan empat sahabat dekat gua, kalo pipa itu bisa putus dengan mudah.

Maka gua beranikan diri maju ketengah lapangan dan langsung menggergaji seperti layaknya tokoh2 di film kartun yang memotong kayu. Grgg... grggg...grggg... Tas!!!. Mata gergajinya putus. Ternyata memang gergaji kayu memang hanya untuk kayu saja. Kesal karena kalah taruhan, pertemuan tiang dan sepatu yang gua pakai tak bisa dihindarkan. Duakkk!....(kampret!)... Duak! (kampret lagi!)... tiba-tiba... krkk...krkkk... Gubrak!. Akibat tendangan seorang bocah kelas 5 SD, pasak pengunci tiang dan penyangganya bengkok! dan akibatnya ga kuat menahan berat tiang, ya akhirnya tiangnya jatuh. Terus terang ga ada yang bisa dibanggakan dari itu karena pasak itu memang sudah karatan dan besarnya ga seberapa. Jadi ya begitulah jadinya.

Hasildari kejadian ini, kuping dan pipi yang merah akibat dijewer oleh hampir semua guru, plus piket ngebersihin sekolah selama dua minggu penuh, ditambah lagi, orang tua gua yang nge-gantiin biaya kerusakan yang terjadi (untungnya ga ada korban jiwa akibat kejadian ini, manusia ataupun binatang...) dan pengalaman yang tak terlupakan saat melihat wajah aneh dan lucu guru-guru SD gua yang tercinta, saat kejadian itu. Heran, marah, pasrah, kuatir dan ga percaya kalo gua, yang ngelakuin hal itu. Curiosity memang mahal harganya kawan... :P

Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?