Sunday, June 19, 2005

Masa Depan

Ha! topik yang paling aneh dibicarakan, tapi justru inilah yang paling mengesalkan karena gua bukan seorang peramal yang punya kekuatan paranormal atau abnormal mungkin, untuk melihat segala yang terjadi di masa depan. Tapi bagaimanapun ini harus dibicarakan, mengingat waktu berpikir gua semakin sempit, dan otak gua makin kabur melihat monitor ini.

Mungkin, insya Allah, sebulan lagi gua akan kembali ke tanah air untuk mulai menata hidupnya kembali, meniti karir, membangun perusahaan dan membahagiakan orang tua yang kebetulan memang sudah tua. Mungkin diantara kegiatan itu ada juga acara pernikahan... errr... pernikahan gua tentunya... bukan orang lain, karena teman2 lain yang normal, hampir semuanya telah menikah dan bahkan ada yang sudah mempunyai tiga orang anak yang lucu-lucu.

Tapi rencana tingallah rencana, ini yang gua pelajari selama hampir 30 tahun hidup diatas dunia. 90% rencana yang dibuat, baik ataupun tidak, spontan ataupun tidak, terlebih lagi yang berhubungan dengan hidup, pasti ga akan terlaksana. Harapan-harapan yang berujung ribuan kekecewaan kerap kali datang mendera. Sebenarnya bukannya takut kecewa atau sedih, karena itu sudah menjadi makanan sehari-hari, yang paling ditakuti adalah menghadapi pengharapan-pengharapan yang ada.

Orang lain boleh melihat harapan sebagai suatu yang menarik, bahkan mengasyikkan, seperti surfing diatas ombak katanya, fun and dangerous. Tapi sebaliknya gua menganggapnya sebagai suatu gunung karang yang menghalangi jalan tujuan yang harus dihancurkan, karena kalau diputerin, kayanya kejauhan, mengingat stamina dan tenaga yang kian menipis dari hari kehari.

Menghitung pegharapan buat gua seperti disuruh menentukan gambar apa yang muncul dari sebuah lukisan abstrak. mungkin buat seniman sekelas salvador dali mudah untuk berkata, "ohh... kayanya gua ngeliat sapi merumput... tapi tunggu dulu...ko gua juga ngeliat ada mobil?...Aha...ini gambar sapi yang lagi makan ketabrak mobil...", tapi sayang sekali gua sama sekali bukan pelukis, apa lagi yang sekelas gituan.

Gua ngitung harapan simply dari variabel-variabel yang ada sekarang dan diprediksikan untuk muncul di masa datang. Meskipun ini seperti paradox yang bersambung karena semua perhitungan didasarkan asumsi yang juga tidak pasti, tapi ini kan hak gua buat ngejalanin hidup gua sendiri. mau ngitung pake apa aja terserah gua dong!

Anyway semuanya gua kerjain seperti dulu gua ngerjain test di mata kuliah. kerjain yang gampang, yang susah nanti nyontek aja ama yang lebih pinter. Ok soal pertama soal kerja. dari variabel yang ada, ijasah S1 ada, plus S2 dari luar negeri, seharusnya agak mudah mencari kerja. Tapi menurut variabel kedua, umur, kayanya jadi sulit lagi. Ok deh pas dulu, kerjain soal yang lain. So alternatif kedua, ngelanjutin wiraswasta yang sudah dibina sekian lama, kayanya Ok juga. tapi menurut variabel kedua, keluarga, jadi susah lagi ngitungnya. Pass dulu aja dulu. Soal berikutnya, menikah... waduh kayanya ini yang paling sulit karena melibatkan semua variabel yang ada dari yang besar ampe yang kecil, dari kerjaan sampe keluarga. Waaaahhh susah amat ngitungnya...!

Makanya gua sirik banget kalo ada orang yang bilang, "hidup gua mulus2 aja tuh, dari awal sampe akhir"... Kampret! Masa depan gua memang susah dihitung harapannya. maunya direncanakan tapi terus terang saja, tidak ada rencana yang bisa dipakai, meskipun rencana "yang pasti gagal 100%" pun gua tidak punya.

Jadi minimal sampai besok gua mau tidur, gua putuskan kalau gua hadapi masa depan seperti apa adanya...

Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?