Saturday, June 18, 2005
Pengharapan dan penyesalan
Sesuatu yang lucu dan aneh pada seseorang manusia pada saat pengharapannya tak terpenuhi, "sudah ambil sisi baiknya saja...". Itu yang selalu dikatakan seseorang pada saat tersebut. Saya jadi bertanya-tanya, apakah memang penyesalan itu benar suatu sisi yang buruk? sehingga kita harus melepaskannya pada saat itu semua terjadi? Kalau saja kita aku begini... kalau saja aku begitu... itu yang selalu terlintas pada saat kita menyesal. dan ini buruk?
Pikiran pertama yang melintas di benakku adalah, ya! penyesalan adalah suatu yang buruk, itu adalah tanda kegagalan dalam hidup kita, suatu tanda yang seakan mencap tanda "pecundang" didahi kita sehingga bisa dilihat orang banyak. Tapi kemudian ada pertanyaan yang menggelitik, bukankah sesekali itu perlu, supaya kita bisa belajar dari itu? Pada saat kita berpikir, "kalau saja dulu begini..." tentu kita akan berpikir pula, "...maka nanti, lain kali akan begitu". Apakah itu bukan sesuatu yang tidak baik? dapat belajar dari kesalahan yang lalu.
Tapi kesempatan tidak akan datang dua kali, mungkin ini yang menyebabkan penyesalan itu memang, benar-benar suatu yang negatif karena tak mungkin dapat diperbaiki dengan cara apapun. Idiom "ambil sisi positifnya saja..." mungkin hanya suatu cara supaya rasa sesal itu "terlupakan", karena kita mendapat sesuatu lain yang positif dari kejadian itu semua. Tapi pada kenyataannya tetap saja kita kecewa karena harapan kita tidak terlaksana, dan penyesalan itu tetap ada disana.
Tapi benar-benar, buat ku sendiri lebih baik pernah menyesal karena kecewa akibat pernah berharap, karena apa bila tidak, kita sama saja dengan orang mati.